Kamis, 06 Desember 2012

Hijab membuatku mudah bergaul

Assalamu’alaikum hijabers…

Saya Adek Kharisma Rezal Fajrin, bisa dipanggil Adek. Saya seorang pelajar SMK di kota Malang, yang sekarang sedang menjalani Praktek Kerja Industri (Prakerin) atau magang di Sleman, Yogyakarta.
Saya juga pengen ikutan berbagi cerita nih, buat ukhti sekalian, tentang gimana awal mulanya saya memutuskan untuk berhijab, gimana nyamannya saat berhijab, dan apa saja yang saya alami setelah berhijab. So check this out, ukhti..
Awal saya memutuskan untuk istiqomah memakai hijab adalah saat awal saya duduk di bangku SMK. Sebelumnya saya sudah memakai hijab saat masih SD, tapi itu dulu. Saat SMP saya melepas hijab dengan alasan saya belum siap karna tingkah saya yang tidak bisa diam, bahkan bisa dibilang hyperactive.
Selain itu saya ingin sekali seperti ibu saya dulu, menjadi seorang pemain basket. Saat saya bilang ke ibu saya tentang keputusan saya itu, ibu saya bilang, “Main basket pakai hijab gak ada yang ngelarang kok, kan sekarang sudah banyak yang pakai”. Kemudian saya membantah dengan alasan kalau pakai hijab, harga seragamnya makin mahal (secara saya hanya anak yang cukup mampu, tidak terbilang kaya). Tapi ibu saya juga menjawab, “Kalo untuk jalankan agama dan berbuat kebaikan, uang itu bisa dipikirkan lagi, nduk.”
Akhirnya ibu saya menuruti niatan saya untuk tidak berhijab. saya pun mengikuti ekskul yang saya idam-idamkan sejak SD, yaitu basket. Tapi itu hanya saat kelas 1 SMP. Merasa tidak cocok dengan teman-teman satu ekskul, saya akhirnya keluar tim saat naik ke kelas 2. Sejak di SMP pun, saya jadi pribadi yang sangat berbeda dengan saat di SD dulu. Saya sering merasa kesulitan untuk bergaul dengan teman-teman, apalagi dengan lawan jenis. Saya seperti bukan diri saya, rasanya seperti memakai topeng selama masa SMP itu.
Ada juga alasan lain yang mendorong saya untuk berhijab. Ketika nenek saya tahu saya memutuskan untuk tidak berhijab, beliau memberi berbagai nasehat buat saya. Ketika ditanya kapan akan mulai berhijab, saya asal menjawab “Nanti nek, kalo udah lulus SMP”. Ada beberapa kalimat yang benar-benar saya hapal sampai sekarang yang nenek saya utarakan, “Gak malu tah kamu, nenek ini yang nyuruh anak asuh nenek buat berhijab, eh malah cucu nenek sendiri gak mau pake hijab”. Nenekku memang pemilik sebuah yayasan panti asuhan yatim piatu yang berbasis Islam, jadi semua anak asuh putrinya wajib berhijab. Pertengahan kelas 2 SMP, nenekku dipanggil ke rahmatullah. Perasaan sedih dan menyesal timbul dalam diri saya.
Lulus SMP, saya masuk ke sebuah SMK swasta di kota saya. Dan sesuai janji saya, saya berhijab. Dan benar-benar saya sadari ada perubahan yang terjadi pada diri saya. Saya yang sebelumnya kesulitan untuk bergaul, sekarang saya senang membuka diri. Teman saya banyak, tidak seperti saat SMP.
Selain itu saya juga lebih percaya diri. Setiap ada event di sekolah, saya berusaha mengikuti. Mulai dari menyanyi, lomba fotografi, lomba mading, pertandingan voli, basket, tilawatil Quran, semua saya ikuti. Tidak seperti saat SMP, saya selalu menunggu ditunjuk untuk mengikuti event, dari pada mengajukan diri.
Hijab tidak membatasi ruang gerak saya. Hijab membuat saya lebih percaya diri. Hijab membuat saya lebih mudah bergaul dengan orang lain. Jadi apalagi alasan untuk tidak menggunakan hijab?

Wassalamu’alaikum..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar