Assalamualaikum,
Ini cerita proses saya berhijab..
Saya terlahir dari keluarga muslim,tapi
keluarga kami tidak agamis. Jadi berbeda dengan kebanyakan teman yang
lain yang orang tua nya meminta berhijab ketika sudah baligh, keinginan
berhijab benar-benar dari diri saya sendiri. Walaupun tidak agamis,
alhamdulillah saya masih di fasilitasi orang tua untuk les mengaji. Dan
juga saya selalu dikelilingi teman dan sahabat yang agamis, dan saya
bersyukur untuk itu.
Keinginan berhijab muncul ketika saya
kuliah, sekitar semester 4 kalau tidak salah ingat. Ketika itu saya
menyicil menyiapkan beberapa baju dan kerudung yang saya beli dari hasil
menabung uang saku saya. Ketika merasa persiapannya sudah cukup, saya
memberitahu sahabat-sahabat terdekat bahwa saya akan memakai hijab,
tentu saja mereka senang sekali (kebetulan sahabat-sahabat terdekat saya
semua berhijab).
Kemudian saya meminta ijin kepada kedua
orang tua, mama tidak masalah dengan keputusan saya. Bapak saya justru
yang menentang keputusan saya berhijab, begini kira-kira jawaban beliau
ketika itu: ‘ngapain pake jilbab, ga pake jilbab juga cantik koq’.
Betapa kecewa hati saya ketika itu, tapi saya diam tak berani menjawab
lagi, karena bapak adalah orang yang keras dan otoriter. Saya hanya bisa
menangis di depan sahabat saya ketika itu. Akhirnya, saya tidak jadi
berhijab, keinginan saya terlupakan dan tidak mau tahu lagi dengan
urusan hijab sebagai bentuk kekecewaan saya kepada bapak.
TAHUN 2008-2009
Saya sedang menyelesaikan program profesi
apoteker. Ketika itu hubungan dengan orang tua dan keluarga tidak ada
masalah. Pada bulan maret 2009 itulah datang cobaan dari Allah,
kehidupan saya yang (Alhamdulillah) selalu mulus dan lancar, tiba-tiba
berubah.
Singkat cerita, saya dan pacar difitnah
oleh kakak tertua saya di depan mama saya, dan sedihnya mama saya lebih
mempercayai orang yang sudah 8 tahun meninggalkan dan mempermalukan
keluarga. Mama bahkan tidak mau menerima pembuktian saya terhadap
tuduhan-tuduhan ngawur itu. Dan sejak itulah hubungan saya dengan orang
tua memburuk. Saya benar-benar merasa sendiri, tidak ada tempat berkeluh
kesah mengadu selain pacar saya.
Saat itulah saya lebih mendekatkan diri
pada Allah (bukannya sebelumnya eggak lo ya…), saya merasa tenang
sekali,tidak ada kekhawatiran lagi karena semua saya pasrahkan pada
Allah SWT. Dan di momen itulah saya kembali teringat pada keinginan saya
berhijab. Saya nekat saja ga pake ijin-ijin lagi sama orangtua (karena
hubungan sedang memburuk), cuma sempet bilang sama kakak laki-laki saya,
pacar, dan salah satu teman kos (yang akhirnya meminjamkan beberapa
kerudungnya untuk saya pakai sementara). Alhamdulillah mereka semua
mendukung…
Maka jadilah tanggal 23 april 2009 pertama kali saya mengenakan hijab.
TAHUN 2010
Hubungan dengan orang tua belum membaik,
bahkan ketika saya pulang bapak masih selalu memandang sinis pada saya.
Kali ini saya tidak takut lagi, karena saya tahu saya punya Allah yang
akan selalu menjaga saya
Saya pun sudah memasrahkan pada Allah
tentang fitnah-fitnah itu, saya yakin suatu saat jika memang sudah
saatnya Allah akan menunjukkan segala kebenarannya.
Di akhir tahun itu bapak sudah mengetahui
yang sebenarnya terjadi, Allah menunjukkannya melalui kakak lelaki
saya. Di akhir tahun itu pulalah kesehatan mama saya semakin memburuk.
Walaupun dalam hati saya masih sedikit kecewa pada mama karena tidak mau
mendengar penjelasan saya, tapi saya harus menghilangkan perasaan itu,
saya berkewajiban untuk menghormati beliau.
TAHUN 2011
Pada 28 januari tahun 2011 mama dipanggil
oleh Allah. Sayang, sampai akhir hidupnya mama tidak memberi kesempatan
pada saya untuk membuktikan perihal fitnah tersebut. Tapi saya yakin,
sekarang mama tahu yang sebenarnya, Allah sendirilah yang menunjukkan
pada beliau. Momen meninggalnya mama membuat keluarga kami semakin
dekat,terutama bapak… beliau sudah bisa menerima keberadaan saya dengan
hijab saya.
Senang juga karena tahun ini kakak ipar
serta satu teman saya juga mulai berhijab (semoga kakak perempuan saya
juga segera tergerak untuk mengenakan hijab, aamiin)
Alhamdulillah saya makin mantap dengan
hijab ini, dan selalu berusaha belajar memperbaiki diri menjadi pribadi
yang lebih baik, dan saya berharap dengan saya berhijab saya tidak
menambah dosa untuk orang tua (karena saya masih menjadi tanggung jawab
orang tua), aamiin. Jadi cobaan memang sengaja dikasih Allah untuk
‘menjewer’ saya yang melupakan niat berhijab, hehehe…
Tentang orang yang memfitnah saya, semoga segera ditunjukkan jalan yang benar dan ga bikin ‘rusuh’ lagi..
Inilah cerita proses saya berhijab..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar