Kamis, 06 Desember 2012

Cobaan Mendekatkanku Pada Allah & Hijab

Assalamualaikum,
Ini cerita proses saya berhijab..
Saya terlahir dari keluarga muslim,tapi keluarga kami tidak agamis. Jadi berbeda dengan kebanyakan teman yang lain yang orang tua nya meminta berhijab ketika sudah baligh, keinginan berhijab benar-benar dari diri saya sendiri. Walaupun tidak agamis, alhamdulillah saya masih di fasilitasi orang tua untuk les mengaji. Dan juga saya selalu dikelilingi teman dan sahabat yang agamis, dan saya bersyukur untuk itu.
Keinginan berhijab muncul ketika saya kuliah, sekitar semester 4 kalau tidak salah ingat. Ketika itu saya menyicil menyiapkan beberapa baju dan kerudung yang saya beli dari hasil menabung uang saku saya. Ketika merasa persiapannya sudah cukup, saya memberitahu sahabat-sahabat terdekat bahwa saya akan memakai hijab, tentu saja mereka senang sekali (kebetulan sahabat-sahabat terdekat saya semua berhijab).
Kemudian saya meminta ijin kepada kedua orang tua, mama tidak masalah dengan keputusan saya. Bapak saya justru yang menentang keputusan saya berhijab, begini kira-kira jawaban beliau ketika itu: ‘ngapain pake jilbab, ga pake jilbab juga cantik koq’. Betapa kecewa hati saya ketika itu, tapi saya diam tak berani menjawab lagi, karena bapak adalah orang yang keras dan otoriter. Saya hanya bisa menangis di depan sahabat saya ketika itu. Akhirnya, saya tidak jadi berhijab, keinginan saya terlupakan dan tidak mau tahu lagi dengan urusan hijab sebagai bentuk kekecewaan saya kepada bapak.
TAHUN 2008-2009
Saya sedang menyelesaikan program profesi apoteker. Ketika itu hubungan dengan orang tua dan keluarga tidak ada masalah. Pada bulan maret 2009 itulah datang cobaan dari Allah, kehidupan saya yang (Alhamdulillah) selalu mulus dan lancar, tiba-tiba berubah.
Singkat cerita, saya dan pacar difitnah oleh kakak tertua saya di depan mama saya, dan sedihnya mama saya lebih mempercayai orang yang sudah 8 tahun meninggalkan dan mempermalukan keluarga. Mama bahkan tidak mau menerima pembuktian saya terhadap tuduhan-tuduhan ngawur itu. Dan sejak itulah hubungan saya dengan orang tua memburuk. Saya benar-benar merasa sendiri, tidak ada tempat berkeluh kesah mengadu selain pacar saya.
Saat itulah saya lebih mendekatkan diri pada Allah (bukannya sebelumnya eggak lo ya…), saya merasa tenang sekali,tidak ada kekhawatiran lagi karena semua saya pasrahkan pada Allah SWT. Dan di momen itulah saya kembali teringat pada keinginan saya berhijab. Saya nekat saja ga pake ijin-ijin lagi sama orangtua (karena hubungan sedang memburuk), cuma sempet bilang sama kakak laki-laki saya, pacar, dan salah satu teman kos (yang akhirnya meminjamkan beberapa kerudungnya untuk saya pakai sementara). Alhamdulillah mereka semua mendukung…
Maka jadilah tanggal 23 april 2009 pertama kali saya mengenakan hijab.
TAHUN 2010
Hubungan dengan orang tua belum membaik, bahkan ketika saya pulang bapak masih selalu memandang sinis pada saya. Kali ini saya tidak takut lagi, karena saya tahu saya punya Allah yang akan selalu menjaga saya :)
Saya pun sudah memasrahkan pada Allah tentang fitnah-fitnah itu, saya yakin suatu saat jika memang sudah saatnya Allah akan menunjukkan segala kebenarannya.
Di akhir tahun itu bapak sudah mengetahui yang sebenarnya terjadi, Allah menunjukkannya melalui kakak lelaki saya. Di akhir tahun itu pulalah kesehatan mama saya semakin memburuk. Walaupun dalam hati saya masih sedikit kecewa pada mama karena tidak mau mendengar penjelasan saya, tapi saya harus menghilangkan perasaan itu, saya berkewajiban untuk menghormati beliau.
TAHUN 2011
Pada 28 januari tahun 2011 mama dipanggil oleh Allah. Sayang, sampai akhir hidupnya mama tidak memberi kesempatan pada saya untuk membuktikan perihal fitnah tersebut. Tapi saya yakin, sekarang mama tahu yang sebenarnya, Allah sendirilah yang menunjukkan pada beliau. Momen meninggalnya mama membuat keluarga kami semakin dekat,terutama bapak… beliau sudah bisa menerima keberadaan saya dengan hijab saya.
Senang juga karena tahun ini kakak ipar serta satu teman saya juga mulai berhijab (semoga kakak perempuan saya juga segera tergerak untuk mengenakan hijab, aamiin)
Alhamdulillah saya makin mantap dengan hijab ini, dan selalu berusaha belajar memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik, dan saya berharap dengan saya berhijab saya tidak menambah dosa untuk orang tua (karena saya masih menjadi  tanggung jawab orang tua), aamiin. Jadi cobaan memang sengaja dikasih Allah untuk ‘menjewer’ saya yang melupakan niat berhijab, hehehe…
Tentang orang yang memfitnah saya, semoga segera ditunjukkan jalan yang benar dan ga bikin ‘rusuh’ lagi..
Inilah cerita proses saya berhijab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar