assalamualaikum ukhti,
Nama saya Nabila Ariani. Mau juga berbagi cerita tentang berhijab ukhti
Saya berasal dari Semarang tapi bukan
orang kota, lebih tepatnya orang desa. Wajar saja seluruh keluarga besar
saya lekat sekali dengan islami. Hampir keluarga besar saya wanitanya
memakai jilbab. Waktu itu saya masih duduk dibangku SMA, selalu ada
pengajian keluarga rutin tiap 1 bulan sekali. Sampai diotak saya masih
teringat sekali sewaktu berdiskusi dengan isi kultum yang membicarakan
tentang jilbab. Waktu itulah saya mulai berfikir ingin sekali untuk
memakai jilbab.
Tapi, hati rasanya masih sangat sangat
berat untuk melakukannya karena masih suka dengan dunia mode, masih
sering ambil job yang menuntut saya untuk tidak memakai jilbab. Yah, itu
lah yang membuat saya begitu berat. Berfikir dan berfikir nanti saja
waktu saya masuk kuliah memakai jilbab. Ngomong sama papa dan mama “ma,
pa, kalo nabila pake jilbab gimana?” kataku. “yaa bagus kalau begitu”,
kata mama. “terserah kamu saja,papa senang. kalau memang sudah yakin
pakai saja. papa nggak mau lihat kamu berjilbab tapi dilepas-lepas”,
kata papa. Senang rasanya mendengar jawaban mama dan papa dengan
tersenyum dan begitu mendukung saya.
Waktu berlalu hanya keinginan yang saya
bawa didalam hati untuk memakai jilbab. Yap, sampai akhirnya saya kuliah
dibandung belum terlaksana juga untuk berjilbab. kakak sayalah yang
selalu menghubungi saya via telp cerita banyak hal salah satunya
menyindir saya kapan untuk memakai jilbab. Malu rasanya untuk
menjawabnya, hanya jawaban belum siap yang selalu saya lontarkan.
“Jangan bilang nggak siap dek, semua itu harus dipaksakan. Nanti kamu
juga terbiasa kok, Ayo pake nanti mas beri hadiah deh”, kata kakak.
Tersipu malu “eh eh, hadiah apa mas?, jawabku. “Rahasia doong”, jawab
kakak. Inilah kakak sepupu saya yang begitu mendorong saya untuk memakai
jilbab. Tetapi tetap saja menunda niatku untuk memakai jilbab.
Minggu itu dikampus ada acara mentoring
yang mengharuskan saya untuk memakai jilbab. Ya, saya memakai jilbab dan
komentar teman-teman wanita saya cuma “Cantik”. Saya hanya tersenyum
saja. Untungnya bukan laki-laki yang ngomong seperti itu, soalnya saya
selalu melontarkan kata gombal bila ada laki-laki yang berbicara
“cantik”. Niat saya semakin kuat untuk memakai jilbab ukhti. Dan semakin
kuat lagi saat mendengankan ceramah diacara mentoring yang diisi oleh
teh Ninih Mutmainnah yang menceritakan tentang wanita berjilbab. Pas
sekali dengan keadaanku waktu itu yang lagi galau untuk memakai jilbab.
Senin, ada mata kuliah agama. Niat saya
untuk memakai jilbab waktu kuliah sampai selesai kuliah, mengerjakan
tugas, keluar rumah pun jilbab masih saya pakai. Tenang rasanya memakai
jilbab, tidak seburuk yang saya bayangkan. Mulai hari itu juga saya
memutuskan untuk memakai jilbab. Saya tinggalkan job, Saya tinggalkan
baju-baju untuk adik-adik saya. Tanpa paksaan dan tanpa sepengetahuan
orang saya memutuskan untuk memakai jilbab. Masih teringat begitu jelas
waktu itu saya hanya bermodalkan 1 jilbab berwarna putih saja.
Berkah Memakai Jilbab
Dari sebelum berjilbab, saya suka ngeblog
yang berisi tentang cerita hidup, tapi lambat laun sepertinya terlalu
privasi untuk dipublikasikan. Setelah berjilbab, saya sering sekali
browser designer-designer berjilbab yang tetap stylish. Senang rasanya
melihat wanita tetap terlihat cantik saat berjilbab. Sejak itu saya
menulis blog tentang fashion, walaupun sebenarnya saya tidak begitu
pintar tentang fashion.
Tapi alhasil, banyak respon positif dari
teman-teman saya tentang blog fashion saya dan beberapa teman saya
meminta untuk mengajarkan cara berjilbab caraku sendiri. Alhamdulillah,
senang rasanya bisa menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Saya
percaya, kesiapan setiap orang itu berbeda-beda. Tidak bisa memaksa
seseorang untuk langsung berjilbab. Ujung-ujungnya mereka hanya lepas
pakai lepas pakai saja. Yang bisa saya lakukan hanya meyakinkan
ukhti-ukhti yang belum berjilbab bahwa berjilbab itu indah, nyaman,
mencegah untuk tidak melakukan hal yang negatif.
Berjilbab Itu Kuno?
Hey ukhti, siapa bilang berjilbab itu
kuno? Lebih milih mana antara cantik dimata orang lain atau cantik
dimata Allah? Berjilbab tetap stylish juga bisa ukhti. Lihat saja
seperti Hana Tajima Simpson, Dian Pelangi. Mereka berhijab tapi tetap
stylish ukhti. Berjilbab itu sudah kewajiban bagi wanita muslimah untuk
menutup auratnya. Bukankah semua wanita itu lebih cantik dan lebih
anggun dengan berjilbab? Selama ini saya belum mengalami kesulitan dalam
berjilbab, tetapi proses menuju berjilbabnya lah yang sangat sulit.
Saya sangat berterima kasih kepada
orang-orang yang mendukung saya untuk berjilbab. Terima Kasih yang sudah
membacanya. Semoga bermanfaat dan membantu meyakinkan ukhti yang masih
ragu-ragu untuk berjilbab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar