Senin, 06 Mei 2013

Makanan yang mengandung zat yang berbahaya dan 30 Persen Jajanan di Bandung Mengandung Zat Berbahaya


Awas, makanan ini mengandung bahan berbahaya
Ilustrasi (istimewa)
Sindonews.com – Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Papua Barat emnginatkan warganya agar mewaspadai sejumlah makanan yang dinilai mengandung bahan kimia berbahaya. 

Kepala Seksi Pemeriksaan Penyidikan Sertifikasi Layanan Informasi Konsumen (Pemdikserlik) BPOM Papua Barat, Lukas Nugroho mengatakan, hasil penelitian sejumlah sampel makanan terindikasi mengandung boraks, formalin, dan pewarna tekstil.

Jenis makanan tersebut di antaranya, kerupuk yang banyak mengandung boraks (bleng), Somay/bakso yang mengandung formalin, dan minuman seperti es yang mengandung zat pewarna tekstil.

“Kami temukan penggunaan boraks dalam membuat kerupuk, makanan mengandung pewarna tekstil serta makanan yang terkontaminasi formalin. Tapi, belum jelas apakah penjual sengaja atau tidak tahu kalau itu berbahaya,” kata Lukas di kantornya, Rabu (10/4/2013).

Menurutnya, untuk jajanan anak sekolah juga telah terkontaminasi mikroba karena kurang higienis dari penjual.  Hal ini menunjukan pengawasan terhadap bahan makanan sangat minim dan perlu dtingkatkan.

Jika boraks, formalin atau pewarna tekstil masuk ke dalam tubuh, dampaknya bisa menyebabkan penyakit seperti kerusakan hati dan kanker.


Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) membeli jajanan harum manis (gulali kapas) di pekarangan sekolah mereka.
REPUBLIKA.CO.ID,SOREANG -- Masyarakat Kabupaten Bandung perlu waspada saat membeli jajanan anak dan pasar yang beredar. Pasalnya, dari hasil penelitian Pemerintah Kabupaten Bandung, masih banyak jajanan yang mengandung zat berbahaya. Pemerintah Kabupaten Bandung berupaya menekan angka peredaran makanan yang dapat menimbulkan penyakit pada masyarakat.

Kepala Seksi Pengawasan Pengendalian (Wasdal) Farmasi dan Makanan dan Minuman Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Nur Aminah mengatakan, berdasarkan hasil penelitian pada 2012 lalu, terhadap beberapa jenis makanan dan jajanan di pasar tradisional dan sekolah-sekolah masih beredar makanan yang mengandung zat berbahaya. "Diketahui 30 persen dari  100 sample makanan dan minuman, terbukti mengandung bahan kimia berbahaya. Di antaranya adalah rhodamin B (pewarna tekstil) 18 persen dan borax 12 persen," ujarnya, Ahad (24/3).

Selain jajanan sekolah dan pasar, Aminah juga memastikan, peredaran mie basah di Kabupaten Bandung 100 persen mengandung formalin. Berdasarkan hasil penelitian, hingga saat ini mie basah yang beredar di pasaran mengandung formalin. Sehingga ia meminta masyarakat mewaspadainya. Masyarakat diimbau memilih mie kering untuk dikonsumsi. "Sebenarnya, tanpa diuji lagi pun sudah diketahui jika 100 persen peredaran mie basah disini mengandung formalin," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar