Kesabaran dalam Islam
adalah salah satu ciri utama ketaqwaan seseorang pada Allah Swt karena
kesabaran dianggap sebagian dari iman. Para ulama pun mengatakan bahwa
kesabaran dalam Islam itu adalah bagian dari keimanan. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa sabar itu sangat berkaitan erat dan tidak dapat
dipisahkan dari keimanan.
Lalu, apa hubungannya kesabaran dalam Islam dengan keimanan? Hubungan
antara sabar dan keimanan sama seperti kepala dan jasadnya. Istilah ini
dapat dimaknai bahwa tak ada keimanan yang tidak disertai dengan
kesabaran. Sama halnya dengan jasad, yaitu tidak ada jasad yang tidak
mempunyai kepala.
Kesabaran dalam Islam tidak dimaknai sebagai sebuah
ketidakmampuan, pasrah atau nerimo, dan identik dengan ketertindasan.
Sesungguhnya, kesabaran dalam Islam itu mempunyai dimensi yang cenderung
pada pengalahan hawa nafsu di dalam jiwa manusia.
Contohnya dalam berjihad, sabar diaplikasikan dengan cara melawan hawa
nafsu yang mendorong seseorang untuk duduk santai dan berdiam diri di
rumah. Ketika berdiam diri inilah, seseorang belum dianggap mampu
bersabar melawan tantangan serta memenuhi panggilan ilahi.
Kesabaran pun mempunyai dimensi untuk mengubah sebuah kondisi tertentu,
baik itu yang bersifat individu ataupun bersifat sosial, menuju ke arah
perbaikan agar lebih baik dan semakin baik. Bahkan, seorang individu
dapat dianggap tidak sabar saat dirinya mengalami sesuatu yang buruk,
menyerah begitu saja, dan pasrah dengan keadaan tersebut.
Sementara itu, sabar dalam ibadah tercermin dalam bentuk perlawanan dan
berusaha sekuat tenaga untuk bangkit dari tempat tidur, lalu berwudu dan
pergi ke masjid untuk melakukan salat berjamaah. Degan demikian,
kesabaran dalam Islam bukanlah sebuah aktivitas yang bersifat pasif,
tetapi kesabaran mempunyai nilai keseimbangan antara sifat aktif dan
sifat pasif.
Makna Kesabaran dalam Islam
Sabar adalah sebuah istilah yang bersumber atau diambil dari bahasa Arab, yaitu berasal dari kata
shobaro yang kemudian membentuk
masdar atau infinitif menjadi
shabaran.
Sementara itu, sabar dari segi bahasa artinya 'menahan dan mencegah'.
Makna sabar ini juga diperkuat dalam Al-Quran Surat Al-Kahfi ayat 28,
yaitu:
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru
Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan
janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan
perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang
hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa
nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (Q.S. Al-Kahfi: 28)
Perintah untuk bersabar yang terkandung dalam ayat tersebut maknanya
yaitu senantiasa menahan diri dari keinginan untuk keluar dari kelompok
orang-orang penyeru Rab-nya dan selalu mengharap keridaan-Nya. Perintah
bersabar dalam surat tersebut juga sekaligus untuk mencegah keinginan
manusia yang berniat bergabung dengan orang-orang yang lalai mengingat
Allah Swt.
Sabar dari segi istilah dapat diartikan menahan diri dari sifat gundah
serta dari rasa emosi, menahan lisan atau perkataan dari keluh kesah,
dan menahan seluruh anggota tubuh dari perbuatan-perbuatan yang dilarang
Allah.
Berkaitan dengan masalah sabar, Amru bin Usman menjelaskan bahwa
kesabaran dalam Islam itu berupa keteguhan bersama Allah dan menerima
cobaan dari Allah dengan lapang dada. Hal yang sama pun dikatakan oleh
Imam Al-khowas. Ia mengatakan bahwa kesabaran merupakan refleksi dari
keteguhan dalam rangka merealisasikan Al-Quran dan sunnah.
Pada intinya, sabar itu sama sekali tidak identik dengan sikap
ketidakmampuan dan kepasrahan. Sebaliknya, orang-orang yang memiliki
sikap tersebut dapat dikatakan tidak sabar dalam mengubah kondisi yang
dialami, tidak sabar berusaha, tidak sabar untuk berjuang, dan
lain-lain.
Nabi Muhammad saw., mengingatkan seluruh umatnya untuk selalu bersabar
saat berjihad. Jihad pada waktu itu adalah memerangi musuh-musuh Allah
dengan cara berperang dan memakai senjata. Artinya, berjihad melawan
musuh Allah memerlukan kesabaran karena adanya keinginan jiwa untuk
bermalas-malasan daripada berjihad.
Sabar dalam jihad pun dapat diartikan sebagai keteguhan menghadapi musuh
dan tidak melarikan diri dari peperangan. Orang yang melarikan diri
dari peperangan dengan alasan takut merupakan cerminan ketidaksabaran.
Bentuk-bentuk Kesabaran dalam Islam
Ulama-ulama membagi bentuk
kesabaran dalam Islam menjadi tiga,
yaitu sabar di dalam ketaatan pada Allah, sabar dalam meninggalkan
perbuatan maksiat, dan sabar menghadapi cobaan dari Allah. Berikut
penjelasan ketiga bentuk kesabaran dalam Islam tersebut.
1. Sabar dalam Ketaatan pada Allah
Mempraktikkan ketaatan pada Allah Swt.,memang memerlukan kesabaran sebab
pada dasarnya jiwa manusia itu cenderung enggan untuk beribadah dan
berbuat ketaatan. Berdasarkan penyebabnya, ada tiga unsur yang
melatarbelakangi sulitnya manusia untuk bersabar.
- Adanya rasa malas seperti ketika melaksanakan ibadah salat.
- Adanya sifat kikir atau bakhil seperti tidak melaksanakan zakat dan infaq.
- Malas dan kikir seperti keengganan untuk haji dan berjihad.
Sementara itu, diperlukan beberapa hal untuk bisa merealisasikan sabar dalam ketaatan pada Allah.
- Kondisi atau keadaan sebelum melaksanakan ibadah berupa memperbaiki
niat, yakni dengan keikhlasan. Ikhlas adalah bentuk kesabaran dalam
menghadapi "duri-duri" riya.
- Kondisi saat melakukan ibadah, yaitu agar tidak sampai lupa kepada
Allah ketika melakukan ibadah dan tidak malas mengaplikasikan adab serta
sunah-sunahnya.
- Kondisi setelah selesai melakukan ibadah, yakni tidak mempersoalkan
ibadah yang sudah dilaksanakan dengan tujuan diketahui orang lain atau
mendapat pujian dari orang lain.
2. Sabar Ketika Meninggalkan Kemaksiatan
Meninggalkan perbuatan maksiat pun memerlukan kesabaran yang sangat
besar, khususnya perbuatan maksiat yang sangat mudah dilakukan, misalnya
berdusta, melihat sesuatu yang dilarang, ghibah (ngrumpi), dan
perbuatan lainnya. Manusia itu mudah melakukan maksiat karena memang
pada dasarnya jiwa manusia itu suka terhadap hal-hal yang buruk dan
"menyenangkan". Hal-hal yang menyenangkan inilah yang identik dengan
perbuatan maksiat.
3. Sabar Menghadapi Cobaan dan Ujian dari Allah
Manusia itu harus selalu sabar ketika diberi cobaan dan ujian dari Allah
Swt., seperti mendapat musibah, baik itu berbentuk materi maupun
nonmateri, contohnya kehilangan harta kekayaan, kehilangan orang yang
sangat dicintai, dan musibah lainnya.
Tip untuk Meningkatkan Kesabaran dalam Islam
Isti'jal atau ketidaksabaran adalah salah satu bentuk penyakit hati yang
harus diantisipasi sekaligus diterapi sejak dini. Alasannnya karena
ketidaksabaran ini mempunyai dampak negatif terhadap amalan yang
dilakukan seseorang, misalnya jatuh ke dalam perbuatan maksiat, hasil
yang tidak maksimal, tidak mau menjalankan ibadah pada Allah, dan lain
sebagainya. Oleh sebab itulah, dibutuhkan tip-tip untuk meningkatkan
kesabaran.
Berikut tip-tip untuk meningkatkan kesabaran:
- Selalu mengikhlaskan niat kita pada Allah. Ingatlah selalu bahwa
semua perbuatan yang dilakukan semata-mata hanya untuk Allah Swt. Niat
seperti ini akan menumbuhkan sikap kesabaran kepada Allah.
- Memperbanyak membaca Al-Quran. Untuk meningkatkan kesabaran,
perbanyaklah membaca Al-Quran setiap waktu (pagi, siang, sore, dan malam
hari). Tapi, jauh lebih baik lagi jika membaca Al-Quran disertai dengan
perenungan serta pentadaburan makna-makna yang terkandung di dalamnya
sebab Al-Quran adalah obat hati. Zikir kepada Allah pun termusuk obat
hati.
- Memperbanyak puasa sunnah. Puasa adalah sebuah ibadah yang mampu
menekan hawa nafsu, khususnya yang bersifat syahwati terhadap lawan
jenis. Puasa pun termasuk ibadah yang secara khusus mampu melatih
kesabaran seseorang.
- Mujahadatun nafs, yakni usaha yang dilakukan dengan sekuat tenaga
dan maksimal untuk mengalahkan semua keinginan jiwa yang lebih condong
terhadap hal-hal negatif seperti kikir, pemarah, malas, dan sebagainya.
Itulah sebagian sketsa tentang
kesabaran dalam Islam. Sabar
adalah salah satu karakter dan sifat orang mu'min. Oleh sebab itu, mari
kita berupaya semaksimal mungkin menggapai sikap sabar.
Dipublikasikan ulang : http://thedarkancokullujaba.blogspot.com/2012/10/kesabaran-dalam-islam-bukan-kepasrahan.html